Rabu, 07 Desember 2011

ADAT MENERIMA TAMU DAN BERTAMU


A.      Pengertian Tamu
Tamu adalah seseorang atau sekelompok orang yang datang untuk mengunjungi instansi atau organisasi, untuk kepentingan pekerjaan baik kedinasan maupun pribadi. Tamu yang berkunjung ketempat dimana kita berkerja harus dihormati dan dihargai.
Biasanya tamu yang datang tentu ada keperluan yang berhubungan dengan kedinasan. Tamu yang berkunjung harus kita layani dengan baik, tanpa membeda-bedakannya. Oleh karena itu, sebagai tuan rumah harus berusaha untuk melayani tamu sebaik mungkin. Menerima tamu merupakan tugas utama seorang sekretaris. Dimana sekretaris harus bersikap ramah, sopan, dan bersedia untuk membantu memberikan informasi yang diperlukan tamu. Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat menemui tamu :
  1. Bersikap ramah memberikan salam dan menyapanya.
  2. Tanyakanlah maksud kedatangannya, dan berikan informasi yang sejelas-jelasnya.
  3. Bila tamu harus menunggu, usahakan agar tamu menunggu dengan suasana yang menyenangkan berikanlah bacaan (surat kabar, majalah).
  4. Bila pejabat yang diinginkan tamu tidak ada di tempat usahakan agar tamu meninggalkan pesan dan catat segera serta beritahukan kepada pejabat yang dituju.
  5. Biasanya di instansi atau perusahaan ada petugas khusus penerima tamu yang disebut Resepsionis. Tamu yang datang terlebih dahulu harus mengisi buku tamu. Untuk memudahkan petugas untuk menghubungi orang yang dituju oleh tamu.
 B.      Etika Bertamu
1.    Meminta izin.
Sebagaiman yang terkandung dalam firman Allah : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat. Jika kamu tidak menemui seorangpun didalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu: "Kembali (saja)lah, maka hendaklah kamu kembali. Itu bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (An-Nur 27-28)”.
Jadi menurut kandungan ayat diatas bahwa ketika hendak bertamu harus meminta izin terlebih dahulu dan apabila memang tidak mendapatkan izin dianjurkan untuk tidak bertamu.

2.    Minta Izin Maksimal Tiga Kali
Dari Abu Sa’id Al-Khudri ia berkata, Abu Musa telah meminta izin tiga kali kepada Umar untuk memasuki rumahnya, tetapi tidak ada yang menjawab, lalu dia pergi, maka sahabat Umar menemuinya dan bertanya, "Mengapa kamu kembali?" Dia menjawab, "Saya mendengar Rasulullah bersabda, Barangsiapa meminta izin tiga kali, lalu tidak ada jawaban, maka hendaklah kembali. (Shahih HR. Ahmad)
Menurut hadist yang diriwayatkan diatas bahwa jikia kita akn bertamu kerumah orang dan meminta ijin sebanyak tiga kali maka harus pulang. 
3.    Tidak Menghadap Ke Arah Pintu Masuk, Namun Disisi Kanan atau Kirinya
Sebagimana Hadist sebagai berikut : “Dari Abdullah bin Bisyer ia berkata, Adalah Rasulullah apabila mendatangi pintu suatu kaum, beliau tidak menghadapkan wajahnya ke depan pintu, tetapi berada di sebelah kanan atau kirinya dan mengucapkan "Assalamu ‘alaikum … assalamu'alaikum …" (Shahih HR. Abu Dawud)
4.    Jika Ditanya Hendaknya Menyebut Nama Yang Jelas
Sebagimana Hadist sebagai berikut : Saya datang kepada Rasulullah untuk membayar hutang ayahku. Lalu aku mengetuk pintu rumahnya. Lalu beliau bertanya, "Siapa itu?" Lalu aku menjawab, "Saya." Nabi berkata, "Saya?… Saya? … seakan-akan beliau tidak menyukainya. (HR. Bukhari)
5.    Dilarang Mengintai Ke Dalam Bilik
Dari Anas bin Malik, sesungguhnya ada seorang laki-laki mengintip sebagian kamar Nabi, lalu Nabi berdiri menuju kepadanya dengan membawa anak panah yang lebar atau beberapa anak panah yang lebar, dan seakan-akan aku melihat beliau menanti peluang untuk menusuk orang itu. (HR. Bukhari)
6.    Bila Diminta Pulang, Hendaknya Pulang
Sebagaiman apa yang terkandung dalam Surat An-Nur ayat 28 “Dan jika dikatakan kepadamu: "Kembali (saja)lah, maka hendaklah kamu kembali. Itu bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (An-Nur 28”. 
7.    Menyempaikan Salam Kepada Shohibul Bait Bila Telah Berjumpa
hadits dari Abu Hurairoh bahwasanya ia berkata, Rasulullah bersabda, "Hak orang muslim kepada muslim yang lain ada enam perkara." Beliau ditanya "Apa itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Jika kamu menjumpainya, hendaknya engkau menyampaikan salam kepadanya..." (HR. Muslim)
8.    Tidak Masuk Bila Yang Mengizinkan Wanita
Seorang tamu pria hendaknya tidak masuk rumah apabila yang mempersilahkan masuk adalah seorang wanita. Kecuali wanita tersebut telah diizinkan oleh suaminya atau mahromnya. Sebagaiman dalam dua Hadist berikut ini :
Amr berkata, Rasulullah melarang kami meminta izin untuk menemui wanita tanpa mendapat izin suaminya. (Shahih HR. Ahmad)
Dari Amr bin Al-Ash dia berkata, Sesungguhnya Rasulullah melarang kami masuk di rumah wanita yang tidak ada mahromnya. (Shahih HR. Ahmad) 
9.    Menundukkan Pandangan Jika Apabila Melihat Wanita (lawan jenis)
Sebagiman dalam Qs. An-Nur ayat 30 yang artinya  :  “Katakanlah kepada kaum laki-laki beriman, hendaklah mereka menundukkan sebagian pandangannya dan menjaga farjinya. Yang demikian itu lebih bersih untuk mereka. Sesungguhnya Allah itu Maha waspada dengan apa yang mereka kerjakan (An-Nur: 30)”
10. Mendoakan Shohibul Bait
Sebagiman Hadist berikut ini : “Dari Hisyam bin Yusuf, dia berkata, Saya mendengar Abdullah bin Bisyr menceritakan bahwa ayahnya pernah membuat makanan untuk Nabi, lalu dia mengundangnya, lalu beliau mendatangi undangannya. Maka tatkala selesai makan, beliau berdoa, Ya Allah, ampunilah dosanya dan rohmatilah dia dan berkahilah rizki yang engkau berikan kepadanya. (HR. Muslim dan Ahmad)”
11. Tidak Menceritakan Aibnya Kepada Orang Lain
Sebagiman Hadist berikut : “Abu Hurairoh, dia berkata, Sesungguhnya Rasulullah bersabda, "Tahukah kamu apa ghibah itu?" Mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu." Lalu beliau bersabda, "Ghibah adalah engkau menyebutkan saudaramu (kepada orang lain) dengan sesuatu yang ia benci." Lalu dikatakan kepadanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu bila aib yang kuceritakan itu memang benar?" Beliau menjawab, "Jika apa yang kamu ceritakan itu benar, berarti kemu meng-ghibah-nya. Jika tidak, berarti engkau berbuat dusta." (HR. Muslim)”

C.      Etika Menerima Tamu
1.     Menjawab Salam
Sebagiman Hadist berikut : “Dari Abu Hurairoh berkata: Saya mendengar Rosulullah bersabda: "Hak orang muslim terhadap muslim lainnya ada lima; Menjawab salam…" (HR. Bukhari)
2.     Boleh Menanyakan Siapa Namanya
Lihat Hadits diatas
3.     Boleh Menolak Tamu
Sebagaiman yang terkandung dalam firman Allah : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat. Jika kamu tidak menemui seorangpun didalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu: "Kembali (saja)lah, maka hendaklah kamu kembali. Itu bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (An-Nur 27-28)”.
4.     Boleh Saling Berpelukan dan Berjabat Tangan
Sebagaiman dalam dua Hadist berikut ini :”Dari Sya'bi dengan sanadnya: "Sesungguhnya sahabat Nabi apabila mereka bertemu, mereka saling berjabat tangan dan bila datang dari bepergian mereka berpeluk-pelukan. Dari Abu Ja’far dia berkata: Ketika aku datang menghadap Rosulullah
Dari Najasi beliau menjumpaiku lalu memelukku.
Dari Ummu Darda’ dia berkata: Ketika Salman tiba, dia bertanya "Dimana saudaraku?" Lalu aku menjawab: "Dia di masjid", lalu dia menuju ke masjid dan setelah melihatnya, dia memeluknya, sedangkan sahabat yang lain saling berpeluk-pelukan pula. (Syarh Ma'anil Atsar:4/281.)
5.     Tidak Memasukkan Tamu Lain Jenis
Sebagiman Hadist : “Dari Ibnu Abbas dari Nabi beliau bersabda: "Janganlah seorang laki-laki menyepi dengan seorang perempuan kecuali ada mahromnya, lalu ada seorang laki-laki berdiri seraya bertanya: "Wahai Rosulullah, istriku akan menjalankan haji, sedangkan aku telah mewajibkan diriku untuk mengikuti perang ini dan ini?" Beliau berkata: "Kembalilah dan berangkatlah haji bersama istrimu ". (HR. Bukhori)
6.     Menyambut Tamu Dengan Gembira
Hendaknya Shohibul bait menyambut tamunya dengan penuh gembira, wajah berseri-seri sekalipun hati kurang berkenan karena melihat sikap atau akhlaknya yang jelek. Seperti apa yang terkandung dalam hadist berikut :
Dari Aisyah ia berkata: "Sesungguhnya ada seorang yang mints izin kepada Nabi. Ketika Nabi melihatnya sebelum dia masuk, beliau berkata: "Dialah saudara golongan terjelek, dialah anak golongan terjelek" Kemudian setelah dia duduk, Nabi berseri-seri wajahnya, dan mempersilakan padanya. Setelah laki-laki itu pergi, Aisyah berkata kepada Rosulullah: "Wahai Rosulullah ketika engkau lihat laki-laki itu tadi, engkau berkata begini dan begitu, kemudian wajahmu berseri-seri dan engkau mempersilakan padanya?" Maka Rosulullah bersabda: "Wahai Aisyah, kapan engkau tahu aku mengucap kotor? Sesungguhnya sejelek-jelek manusia di sisi Allah pada hari Qiamat adalah orang yang ditinggalkan manusia karena takut akan kejelekannya ". (HR. Bukhari)

7.     Menjamu Tamu Sesuai Kemampuan
Dari Abu Hurairoh, sesungguhnya ada seorang laki-laki bertamu kepada Nabi, lalu beliau menyuruh utusan untuk meminta makanan kepada istrinya. Sang istri berkata: "Kita tidak mentpunyai apa-apa kecuali air". Lalu Rosulullah bertanya kepada sahabatnya: "Siapa yang bersedia menjamu dan menanggung tamu ini?" Ada salah seorang sahabatAl-Anshor berkata: "Saya sanggup wahai Nabi." Maka dibawalah tamu tersebut ke rumah istrinya, lalu sahabat itu berkata kepada istrinya: "Jamulah tamu Rosulullah ini". Istrinya menjawab: "Kita tidak punya apa-apa kecuali makanan untuk anak-anak kita yang masih kecil ini". Sahabat itu berkata: "Siapkan makananmu itu sekarang. Nyalakan lampu, tidurkan anakmu bila dia ingin makan malam ". Sang istri itu mentaati suaminya, lalu dia menyiapkan makanan untuk tamunya, menyalakan lampu dan menidurkan anaknya. Lalu sang istri berdiri seolah-olah hendak memperbaiki lampu lalu memadamkannya, maksudnya untuk meyakinkan tamunya seolah-olah keduanya ikut makan, lalu semalaman suanti istri tidur dengan menahan lapar. Maka pada pagi hari dia pergi menuju ke nunah Rosulullah. Lalu Rosulullah bersabda: "Tadi malam Allah tertawa, atau heran (takjub) dengan perbuatan kamu berdua ", maka turunlah ayat: “Dan mereka (yaitu sahabat. Al-Anshor) mengutamakan kepentingan (sahabat muhajirin daripada kepentingan dirinya sendiri), sekalipun mereka dalam keadaan sangat membuutuhkan, dan barangsiapa yang dijaga dari kebakhilan maka mereka itulah orang yang beruntung. (Al-Hasyr:9”)

D.      Kesalahan Yang perlu Dihindari
Dalam melayani tamu yang harus dihindari adalah :
  1. Hindari senda gurau, jangan berbisik-bisik ketika menerima tamu.
  2. Jangan duduk saat menerima tamu hendaklah berdiri.
  3. Janganlah berhias diri saat menerima tamu.
  4. Jangan makan pada saat menerima tamu.
  5. Kurang sabar dalam melayani tamu.
  6. Tidak memberikan keterangan yang lengkap kepada pimpinan tentang tamu.


DAFTAR PUSTAKA

Al Quran Al Karim, Departemen Agama,      Al Qur’an dan terjemahannya, Mahkota,Surabaya, 1989.
Hadist-hadist Bukhori Muslim
Musthofa, Muhammad U, Jawahirul Bukhori, Pustaka alawiyah, Semarang
Rifai, Moh, DR, H., dan Aziz, Abdul, Drs.R, Aqidah Akhlak Untuk Madrasah Tsanawiyah 3, CV.Wicaksana, Bandung 2001
Rusli, Nasrun, SH, dkk, Drs., H.,       Materi Pokok Aqidah Akhlak , Ditjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam DEPARTEMEN agama Universitas Terbuka, Jakarta, 2000.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar