Rabu, 15 Februari 2012

SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW


SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW

MUHAMMAD SAW bin ‘Abdullāh adalah pembawa ajaran Islam dan diyakini oleh umat Muslim sebagai nabi Allah (rasul) yang terakhir. Menurut biografi tradisional Muslim (dalam bahasa Arab disebut sirah). Nabi Muhammad lahir diperkirakan sekitar 20 April 570/ 571, di Mekkah (“Makkah”) dan wafat pada 8 Juni 632 di Madinah. Kedua kota tersebut terletak di daerah Hejaz (Arab Saudi saat ini).
Michael H. Hart, dalam bukunya The 100, menetapkan Muhammad sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah manusia. Menurut Hart, Muhammad adalah satu-satunya orang yang berhasil meraih keberhasilan luar biasa baik dalam hal agama maupun hal duniawi. Dia memimpin bangsa yang awalnya terbelakang dan terpecah belah, menjadi bangsa maju yang bahkan sanggup mengalahkan pasukan Romawi di medan pertempuran.

KEDATANGAN ISLAM DI INDONESIA


PENDAHULUAN
KEDATANGAN ISLAM DI INDONESIA

Berbagai teori telah muncul mengenai kedatangan Islam di Indonesia, kapan datangnya, siapa pembawanya, dari manakah asalnya? Pertama-tama dikemukakan oleh Snouck Hurgronje (1883: 8-9), bahwa yang meng-Islamkan orang Nusantara adalah pedagang Islam dari India. Pendapat ini didasarkan atas kesamaan mazhab yang dianut oleh orang-orang Nusantara dan orang-orang India adalah mazhab Syafi‘i. Meskipun teori ini kurang kuat, tetapi segera diterima para ahli lainnya (Harrison, 1957: 43, Gonda, 1952: 22; Marrison, 1953: 28). Teori ini diperkuat oleh penemuan Moquette berupa batu nisan di makam Sultan Pasai pertama, Malikussalih, berangka tahun 1297. Sultan ini yang dipandang Sultan yang pertama-tama memeluk agama Islam, dan kerajaannya, Samudra Pasai, dipandang kerajaan Islam yang pertama di Nusantara. Seterusnya dikatakan oleh Moquette, bahwa makam Sultan ini sama dengan makam-makam yang ada di Gujarat, bahkan mungkin menggunakan batu yang sama, didatangkan dari Gujarat. Maka teori itu mengatakan bahwa Islam datang di Nusantara pada abad ke-13, sekitar 30 tahun sebelum wafatnya Sultan Malikussalih (Moquette, 1913: 29), dan dibawa oleh pedagang Islam dari India. Pendapat ini segera diikuti oleh Kern (1938), Winstedt (1935), Bousquet (1938), Vlekke (1943), dan sarjana lainnya.
Di Indonesia, akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk mencari data atau argumentasi bahwa Islam datang ke Indonesia lebih awal dan abad itu. Dengan menggunakan catatan para musafir Cina dan lainnya, mereka berusaha menampilkan teori bahwa sejak abad ke-7 sudah ada kelompok pedagang Arab di kawasan Nusantara. Pemukiman itu terdapat antara lain di pantai Sumatra sebelah barat. Pada hemat penulis makalah ini, untuk menentukan Islamisasi Nusantara perlu dipertegas lebih dahulu, apakah yang dimaksud dengan Islamisasi, apakah cukup kalau sudah terdapat suatu pemukiman orang-orang Islam di sini, ataukah harus sesudah terdapat suatu kerajaan Islam, dengan raja yang sudah memeluk agama Islam. Yang jelas sebuah kerajaan Islam yang pertama-tama di Nusantara adalah kerajaan Pasai. Maka kalau akan ditentukan bahwa sebelum abad ke-13 sudah terjadi Islamisasi, tentu harus juga ditemukan suatu kerajaan lain yang penduduknya sudah menjadi penganut agama Islam dengan raja yang Islam, sebagaimana yang ditemukan di kerajaan Samudra Pasai.