Senin, 06 Februari 2012

RELEVANSI METODE KHUSUS PEMBELAJARAN FIQIH TERHADAP KEMANDIRIAN PELAKSANAAN IBADAH BAGI SISWA



BAB I
PENDAHULUAN
Belajar adalah usaha untuk dapat mengerti dunia. Untuk melakukan ini, kita menggunakan semua alat mental kita. Caranya adalah, kita berpikir tentang situasi, sama baiknya kita berpikir tentang kepercayaan, harapan, dan perasaan kita yang akan mempengaruhi bagaimana dan apa yang kita pelajari. Definisi belajar bergantung pada teori belajar yang dianut oleh seseorang. Untuk menentukan definisi tentang belajar dapat dilakukan pendekatan dari berbagai segi. Belajar itu sendiri sesungguhnya masalah yang dihadapi sepanjang sejarah umat manusia, dialami setiap orang. Hampir semua kecakapan, keterampilan, pengetahuan, kebiasaan, kegemaran dan sikap, terbentuk, dimodifikasi dan berkembang karena belajar.
Proses belajar dapat terjadi dimana-mana; baik di sekolah, rumah atau keluarga, maupun dilingkungan tempat seseorang berada. Belajar mengajar sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang tidak terlepas dari komponen-komponen lain yang selalu berinteraksi didalamnya. Salah satu komponen dalam proses tersebut adalah metode pembelajaran.
Setiap guru yang akan mengajar, harus selalu membuat perencanaan, salah satu yang harus dilakukan adalah mampu membuat peserta didik senang dengan suasana belajar, melalui metode yang menarik.
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, para guru sering lupa melihat aspek psikologi peserta didik, khususnya tahap perkembangan kognitif peserta didik. Proses pembelajaran kadang tidak disukai dan ditangkap oleh peserta didik karena tidak sesuai dengan suasana yang peserta didik inginkan di usianya. Dan metode yang dipilih tidak berdasarkan perkembangan kognitif peserta didik. Semestinya seorang pengajar perlu mengetahui tingkat-tingkat perkembangan peserta didik supaya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan bisa tercapai dengan baik.