Rabu, 04 April 2012

HADIST

Hadits adalah segala perkataan (sabda), perbuatan dan ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama Islam.  Hadits dijadikan sumber hukum dalam agama Islam selain Al-Qur'an, Ijma dan Qiyas, dimana dalam hal ini, kedudukan hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur'an.
Ada banyak ulama periwayat hadits, namun yang sering dijadikan referensi hadits-haditsnya ada tujuh ulama, yakni Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Daud, Imam Turmudzi, Imam Ahmad, Imam Nasa'i, dan Imam Ibnu Majah.

Minggu, 01 April 2012

Pengertian Fiqih


Pengertian Fiqh
Fiqih menurut bahasa berarti ‘paham’, seperti dalam firman Allah:
“Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?” (QS.An Nisa:78)
dan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Sesungguhnya panjangnya shalat dan pendeknya khutbah seseorang, merupakan tanda akan kepahamannya.” (Muslim no. 1437, Ahmad no. 17598, Daarimi no. 1511)

Kamis, 29 Maret 2012

BERMAIN DRAMA



A.    Memahami Drama
Drama adalah jenis kesusastraan yang biasanya ditulis untuk ditampilkan. Orang sering menyamakan antara drama dengan teater yang masing-masing memiliki arti yang berbeda. Drama sebenarnya merupakan teks tertulis atau naskah untuk dipentaskan. Sedangkan teater sendiri adalah pementasan dari naskah tertulis tersebut.
Biasanya drama dipentaskan oleh kelompok teater. Karya yang dipentaskan, misalnya karya kelompok itu sendiri, karya penulis indonesia atau pun karya penulis asing.

B.     Unsur Drama
Unsur drama sama dengan unsur cerpen atau novel, misalnya tema, latar, karakter, alur dan bahasa.
Dalam pementasan drama, unsur drama dapat diamati. Pementasan drama merupakan perwujudan cerita yang ada dalam naskah. Melalui sebuah pementasan drama, ekspresi, pikiran dan perasaan para tokoh dapat terlihat secara langsung. Melalui perbincangan para tokoh (dialog) yang mereka bawakan, karakter para tokoh dapat terlihat.

Rabu, 28 Maret 2012

BUMI DAN ISINYA (ATMOSFER DAN ANGKASA)

I.     PENDAHULUAN

“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang (QS Al-fatihah ayat 1).”
Memulai membaca al-Fatihah Ini dengan menyebut nama Allah. Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti belajar, mengajar, makan, minum dan sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang Ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.

“Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para ma]aikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri (QS. An-Nahl ayat 49).”
Allah SWT telah menciptakan langit dan bumi dengan segala isinya, baik daratan, lautan, angkasa dan lain sebagainya untuk bukti kekuasaannya. Sebagai makhluk yang bersyukur sepatutnya untuk menjaga dan melestarikannya dengan sebaik-baiknya. Pada makalah ini kami mencoba memaparkan atmosfer dan ruang angkasa sebagi bukti kekuasaan Allah SWT. Dan tinjaunnya dari sudut pandang islam dan Al-Quran.

Selasa, 27 Maret 2012

RAHMATAN LIL ALAMIN


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi, orang menyambutnya dengan gemuruh keceriaan, harapan tentang terangnya masa depan. Namun disisi lain memunculkan perdebatan dan bahkan pesimisme tentang kemuraman masa depan manusia. Globalisasi bukan sekedar suatu kenyataan yang mengisi sebuah ruang dan waktu, dalam arti realitas perkembangan kehidupan manusia. Lebih dari itu globalisasi, adalah setumpuk ide yang melampaui ruang dan waktu tertentu. Namun yang pasti banyak orang meyakini globalisasi, sebagai fase perkembangan kehidupan sosial yang mesti di terima.
Akibat dari proses ini hilanglah dimensi fitrah kemanusiaan manusia. Manusia yang setiap hari mempunyai cara pikir rasionalisme yang bertujuan semakin lama terasing dengan dirinya. Agama dan budaya yang sebelumnya menguatkan diri manusia tinggal tersisa bias-bias formalnya saja. Simbol-simbol agama tampil luar biasa di ruang publik.