Terbenamnya Akal Budi Obyektif dan Terbitnya Akal Budi Instrumentalis
Abstrak
Filsafat rasionalisme yang percaya pada akal budi mereka memandang dunia sebagai sumber kebenaran tentang hidup, dengan mengutamakan rasio untuk memperoleh sebuah pengetahuan dan kebenaran mengganggap pengalaman tidak mungkin dapat menguji kebenaran hukum “sebab-akibat”, karena dalam kenyataannya kejadian alam yang tak terhingga ini tidak mungkin dapat diobservasi. menarik diangkat kembali dalam upaya mencandra realitas pendidikan kita yang cenderung meninggalkan studi empirik dan terkesan “melangit”. Sehingga hanya mengajarkan pada peserta didik sebuah pengetahuan abstrak yang jauh dari kenyataan. Di sisi lain, terdapat juga yang terjebak memandang dunia hanya alam materealistik, sehingga menyebabkan manusia egois dan sombong serta teralineasi dari nilai-nilai kearifan. Padahal, dengan berbagai paradigma aliran realisme, baik itu realisme tradisional maupun realism kritis—semakin menyakinkan bahwa alam beserta isinya adalah sebuah misteri yang perlu didekati bukan tataran materialistik dan mekanistik belaka. Terdapat dunia lain yang tidak bisa ditangkap dengan kekuatan nalar dan harus kita yakini keberadaanya, dan terdapat perbedaan hakiki antara manusia dengan benda-benda yang dipelajari ilmu alam. Filsafat realisme dengan begitu sebenarnya mengajarkan bagaimana kita bisa belajar pada alam nyata dengan konsep integralistik, sebuah cara pandang yang tidak memisahkan antara yang materi dan immateri, supaya menimbulkan harmoni antara manusia dengan Tuhan dan alam sekitarnya.
Keata Kunci: Realisme, Pendidikan dan Pengalaman Nyata.