I. Pendahuluan
Alam semesta telah lama memberi banyak pesona bagi manusia. Keindahan dan keteraturan serta misteri yang menyertai membuat kita sebagai manusia selalu merasa tertantang untuk menggali rahasia lebih dalam di balik keindahan tersebut. Dahulu manusia pernah mengira dirinya dan bumi yang dipijaknya adalah pusat alam semesta. Ternyata tidak demikian, planet bumi hanya sebutir debu layaknya di dalam tatanan semesta yang sangat luas. Diantara luasnya alam semesta tersebut terdapat galaksi yang jumlahnya sangat banyak. Di dalamnya terdapat tata surya yang jumlahnya tak kalah banyaknya. Namun dalam makalah ini tidak akan membahas banyaknya jumlah tata surya dalam tata surya, melainkan menjelaskan tata surya yang kita huni beserta keteraturannya.
II. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang diatas, timbullah permasalahan yang membutuhkan jawaban secara implisit :
A. Apakah yang dimaksud dengan tata surya itu ?
B. Bagaimana asal-usul terbentuknya tata surya ?
C. Bagaimana sistem ketaraturan tata surya ?
III. Pembahasan
A. Definisi tata surya
Tata surya adalah salah satu contoh keselarasan indah yang paling mengagumkan yang dapat disaksikan. Terdapat sembilan planet dengan lima puluh empat satelit yang diketahui dan benda-benda kecil yang jumlahnya tidak diketahui. planet-planet utama dihitung menjauh dari matahari adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Bumi adalah satu-satunya planet yang diketahui mengandung kehidupan
Tata surya dipercaya terbentuk semenjak 4,6 milyarr tahun yang lalu dan merupakan hasil penggumpalan gas dan debu di angkasa yang membentuk matahari dan kemudian planet- planet yang mengelilinginya. Tata surya terletak di tepi galaksi bima sakti dengan jarak sekitar 2,6 x 1017 km dari pusat galaksi atau sekitar 25.000 hingga 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi. Tata surya mengelilingi pusat galaksi bima sakti dengan kecepatan 220 km/s dan dibutuhkan waktu sekitar 226 juta tahun untuk sekali mengelilingi pusat galaksi.
Tata surya dikekalkan oleh pengaruh gaya gravitasi matahari dan sistem yang setara tata surya yang mempunyai garis pusat setahun kecepatan cahaya ditandai adanya taburan komet yang disebut awan Oort.
B. Asal usul tata surya
Mengenai asal-usul terbentuknya tata surya memiliki berbagai banyak versi. Ada banyak sekali teori yang sudah dikembangkan, di antaranya seperti teori nebula, teori bintang kembar, teori kondensasi, dan teori pasang surut, teori kabut, dan teori planetisimal.
1. Teori Nebula
Teori nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg (1688-1772) tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Teori serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace secara independen pada tahun 1796. Teori ini, yang lebih dikenal dengan Teori Nebula Kant-Laplace, menyebutkan bahwa pada tahap awal,
Tata Surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula, dan unsur gas yang sebagian besar hidrogen. Gaya gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut memanas, dan akhirnya menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari raksasa terus menyusut dan berputar semakin cepat, dan cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam dan planet luar.
2. Teori Planetisimal
Teori planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Teori planetisimal mengatakan bahwa Tata Surya kita terbentuk akibat adanya bintang lain yang lewat cukup dekat dengan matahari, pada masa awal pembentukan matahari. Kedekatan tersebut menyebabkan terjadinya tonjolan pada permukaan matahari, dan bersama proses internal matahari, menarik materi berulang kali dari matahari.
Efek gravitasi bintang mengakibatkan terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari matahari. Sementara sebagian besar materi tertarik kembali, sebagian lain akan tetap di orbit, mendingin dan memadat, dan menjadi benda-benda berukuran kecil yang mereka sebut planetisimal dan beberapa yang besar sebagai protoplanet. Objek-objek tersebut bertabrakan dari waktu ke waktu dan membentuk planet dan bulan, sementara sisa-sisa materi lainnya menjadi komet dan asteroid.
3. Teori Kondensasi
Teori Teori kondensasi ini dibuat oleh GP. Kuiper tepatnya si pada tahun 1950. Dalam teori ini menyatakan bahwa sistem tata surya itu ternyata pada mulanya berupa bola kabut raksasa. Dan di dalam Kabut itu terdiri dari debu, es, dan gas. Bola kabut ini selanjutnya berotasi sehingga bagian yang ringan mudah terlempar ke luar, sedangkan bagian yang berat berkumpul di pusatnya. Lama-kelamaan bola kabut ini membentuk sebuah cakram, perputarannya pun semakin cepat, dan suhunya pun semakin bertambah.
Akhirnya, cakram itu kembali berbentuk bola gas yang cukup solid hingga terbentuklah Matahari. Bagian tepi cakram yang berupa gas dan debu mulai bertarikan dan membentuk suatu gumpalan. Selanjutnya, gumpalan tersebut terlepas dari Matahari dan menyebar ke sekitarnya. Gumpalan-gumpalan itu disebut protoplanet. Protoplanet lambat laun makin dingin dan padat sehingga membentuk planet. Protoplanet tetap berotasi di orbitnya dan sambil berotasi dia juga berevolusi mengelilingi Matahari.
4. Teori Bintang Kembar
Teori bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Menurut teori ini, Matahari itu awalnya adalah dua bintang kembar yang pada salah satunya itu meledak. Dan Itu terjadi karena Akibat adanya suatu gaya gravitasi matahari, pecahan-pecahan bintang yang meledak mengorbit di sekitar Matahari dan berevolusi menjadi planet-planet.
5. Teori Kabut
Menurut teori ini, sistem pada tata surya berasal dari kabut pijar yang berputar terus - menerus. Karena perputarannya itu sangat kencang sekali, malahan sebagian massa kabut dapat terlepas hingga membentuk gugusan-gugusan kecil yang mengelilingi gugusan utama. Dan Pada akhirnya, gugusan utama itu menjadi Matahari dan gugusan-gugusan yang lebih kecil atau yang lainnya membentuk planet.
6. Teori Pasang Surut
Teori pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jearns pada tahun 1917. Planet dianggap terbentuk karena mendekatnya bintang lain kepada matahari. Keadaan yang hampir bertabrakan menyebabkan tertariknya sejumlah besar materi dari matahari dan bintang lain tersebut oleh gaya pasang surut bersama mereka, yang kemudian terkondensasi menjadi planet. Namun astronom Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakan yang sedemikian itu hampir tidak mungkin terjadi. Demikian pula astronom Henry Norris Russell mengemukakan keberatannya atas teori tersebut.
C. Sistem Keteraturan Tata Surya
Mengenai keteraturan sistem tata surya dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa setiap benda angkasa memiliki keseimbangan. Masing-masing benda tidak akan melampaui garis edar (orbit) yang telah ditetapkan baginya. Hal tersebut tertera dalam Q.S Yasin : 40 yang artinya
"Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang, dan masing-masing beredar pada garis edarnya."
Kepler dan Galileo, dua ahli astronomi yang termasuk orang-orang pertama yang menemukan keseimbangan paling sempurna, mengakui seluruh jagat raya adalah rancangan yang disengaja dan tanda campur tangan ilahiah di seluruh alam semesta. Isaac Newton, yang diakui sebagai salah satu pemikir ilmiah terbesar sepanjang masa, pernah menulis:
“ Sistem paling indah yang terdiri dari matahari, planet, dan komet ini dapat muncul dari tujuan dan kekuasaan Zat yang berkuasa dan cerdas. Dia mengendalikan semuanya, tidak sebagai jiwa namun sebagai penguasa dari segalanya, dan disebabkan kekuasaan-Nya, Dia biasa disebut sebagai "Tuhan Yang Maha Agung".”
Pada struktur tata surya yang kita tempati, terdapat keseimbangan antara gaya sentrifugal planet yang dilawan oleh gaya gravitasi dari benda primer planet tersebut. Benda primer adalah benda yang dikitari oleh benda lainnya. Benda primer bumi adalah matahari, benda primer bulan adalah bumi). Tanpa keseimbangan ini, segala sesuatu yang ada di tata surya akan terlontar jauh ke luar angkasa. Keseimbangan di antara kedua gaya ini menghasilkan jalur (orbit) tempat planet dan benda angkasa lain mengitari benda primernya.
Jika sebuah benda langit bergerak terlalu lambat, dia akan tertarik kepada benda primernya dan jika bergerak terlalu cepat, benda primernya tidak mampu menahannya, dan akan terlepas jauh ke angkasa. Sebaliknya, setiap benda langit bergerak pada kecepatan yang begitu tepat untuk terus dapat berputar pada orbitnya. Keseimbangan ini tentu berbeda untuk setiap benda angkasa, sebab jarak antara planet dan matahari berbeda-beda. Demikian juga massa benda-benda langit tersebut. Jadi, planet-planet harus memiliki kecepatan yang berbeda untuk tidak menabrak matahari atau terlempar menjauh ke angkasa.
Di samping keseimbangan pada benda-benda angkasa tersebut, posisi bumi di dalam tata surya dan alam semesta juga merupakan bukti lain kesempurnaan penciptaan Allah. Temuan terakhir astronomi menunjukkan pentingnya keberadaan planet lain bagi bumi. Ukuran dan posisi Jupiter, sebagai contoh, ternyata begitu penting. Perhitungan astrofisika menunjukkan bahwa, sebagai planet terbesar dalam tata surya, Jupiter menjamin kestabilan orbit bumi dan planet lain. Tanpa planet besar yang tepat ditempatkan di posisi Jupiter, bumi tentunya telah ditabrak ribuan kali lebih sering oleh komet dan meteor serta serpihan antarplanet. Jika tanpa Jupiter, kita tidak mungkin ada untuk mempelajari tata surya. Intinya, struktur tata surya telah dirancang khusus bagi kemaslahatan hidup manusia
IV. Penutup
Tata surya adalah salah satu contoh keselarasan indah yang paling mengagumkan yang dapat disaksikan. Teori-teori yang terdapat dalam tata surya diantaranya adalah teori nebula, teori bintang kembar, teori kondensasi, dan teori pasang surut, teori kabut, dan teori planetisimal.
Untuk mengetahui konsep keteraturan di tata surya, setiap benda angkasa memiliki keseimbangan. Masing-masing benda tidak akan melampaui garis edar (orbit) yang telah ditetapkan baginya. Hal tersebut tertera dalam Q.S Yasin : 40. Dan juga pentingnya keberadaan planet lain bagi bumi, yaitu planet Jupiter. Sebagai planet terbesar dalam tata surya, Jupiter menjamin kestabilan orbit bumi dan planet lain. Tanpa planet besar yang tepat ditempatkan di posisi Jupiter, bumi tentunya telah ditabrak ribuan kali lebih sering oleh komet dan meteor serta serpihan antar planet.
Sebagai penutup dari makalah ini, kami dari penyusun menyadari masih banyak kekurangan oleh karenanya kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan guna makalah kedepan lebih baik. Dan semoga tulisan makalah ini dapat bermanfat bagi semua. Amin..
DAFTAR PUSTAKA
Admiranto, A. Gunawan, 2009, Menjelajahi Bintang, Galaksi, dan Alam Semesta. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
http://kurniaonedoyle.blogspot.com/2010/11/tata-surya.html
http://yulianmyfristlove.wordpress.com/2011/04/30/asal-usul-sistem-tata-surya/
http://ldnudiy.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=45:prinsip-keteraturan-alam-quran&catid=17:artikeldakwah-11&Itemid=28
Tidak ada komentar:
Posting Komentar